Selasa, 30 Juni 2009

Keajaiban


Suatu hari aq sempat berfikir tentang sebuah pertanyaan kecil yang sering aq dengar ketika aq masih smp dulu. .Dulu aq sangat menyukai pelajaran geografi,,waktu itu guruku bertanya pada kami apa saja 7 keajaiban dunia?? Jawaban yang sering di ucapkan adalah piramida,taj mhal,menara eiffel,tembok cina,menara pisa dll, sekarang aq menyadari bahwa 7 keajaiban dunia yang sesungguhnya adalah bisa melihat,bisa mendengar,bisa merasakan,bisa berjalan,bisa menyentuh,bisa tertawa,dan yang terpenting adalah bahwa kita bisa mencintai.
Mengapa masih beranggapan bahwa itu biasa??
Mengapa kita tidak bangga memiliki keajaiban itu??`
mengapa kita masih mencari keajaiban itu padahal keajaiban itu ada pada diri kita.
Semoga hari ini kita diingatkan tentang hal2 yang sebenarnya kecil tapi bermakna besar bagi hidup kita.By bambang imam hermawan

Selasa, 23 Juni 2009

Kita yang terbaik.


walaupun kita tak bisa jadi bulan yang menerangi malam, jadilah bintang. Walau kita tak bisa jadi bukit, jadilah lembah yang terindah di antara lembah yang lain. Walau kita tak bisa jadi derasnya air, jadilah embun tapi embun yang menyejukan. Dalam hidup ini kita pasti memiliki perbedaan yang nyata antara kita, teman kita, saudara kita dan yang lainnya. Dari perbedaan itu ciptakanlah perbedaan yang terbaik, karena tiap individu memiliki kualitas hidupnya masing-masing. Bukanlah mengikuti besar kau kalah ataupun menang, tapi jadilah dirimu yang terbaik. Walaupun kita kalah tapi kita tetap menang, menang melawan ketakutan kita untuk mencoba. By bambang imam hermawan

Senin, 22 Juni 2009

Lingkungan menentukan keberhasilan


Di suatu kota terdapat seorang anak yang memiliki hobby memelihara serangga. Dia menyimpan serangga-serangganya itu pada suatu kotak serangga, di dalam kotak itu terdapat Seekor belalang yang melompat-lompat di depan teman-temannya dengan bangganya. Belalang itu bangga karena dia bisa melompat lebih tinggi dari pada teman-temannya yang lain. Tiap harinya belalang itu melompat di atas teman-temannya dengan riangnya karena memang tidak ada yang bisa melompat lebih tinggi dari padanya.
Pada suatu ketika anak yang memiliki kotak serangga itu bermain ke sebuah taman yang terdapat berbagai macam serangga. Karena si anak lupa menutup kotak serangganya sehabis bermain, semua serangganya kabur. Belalang yang mampu melompat tinggi itu pun bergembira karena dia bisa melompat lebih luas dari pada hanya di dalam kotak. Ketika belalang itu sedang asyik melompat-lompat, tiba-tiba dia dikejutkan oleh belalang lain yang mampu melompat lebih tinggi darinya. Dengan berusaha dia mengimbangi lompatannya dengan belalang itu tapi tidak terkejar. Lalu dia beristirahat sejenak di ilalang-ilalang yang tumbuh di sekitar taman itu.
Ketika sedang istirahat belalang itu dikejutkan kembali oleh belalang lain yang mampu melompat jauh lebih tinggi lagi darinya dan kebetulan belalang itu hinggap di sampingnya. Lalu dia bertanya pada belalang itu “kenapa kamu bisa melompat lebih tinggi dari pada aku?? Padahal di dalam kotak aku pelompat yang terbaik” lalu belalang taman itu menjawab “karena aku hidup lebih bebas dari pada kamu yang hanya hidup di dalam kotak, sehingga aku sudah terbiasa untuk bisa melompat lebih tinggi dari pada hanya didalam kotak”.
Setelah kejadian itu si belalang menyadari bahwa kehidupan di dalam kotak telah menjadikan hidupnya terbiasa oleh hal-hal kecil yang hanya dibatasi oleh kayu-kayu yang menghalangi lompatan tingginya. Begitupun juga kita, bila kita terbiasa oleh hal-hal kecil maka kita hanya memiliki kemampuan kecil untuk bertanding dengan kehidupan yang lebih luas. Saran saya hijrah lah dari pribadi kecil menjadi pribadi besar,dari lingkungan kecil ke lingkungan lebih luas.

nilai kehidupan


Pada suatu hari ada Seorang kakek tua yang ingin memulai pidatonya. Sebelum ia memulai pidatonya ia mengeluarkan selembar uang seratus ribu rupiah yang masih baru dan bertanya “siapa yang mau uang ini??”. Semua orang yang mendengarkan pidatonya itu langsung mengangkat tangannya dan berkata “saya,saya,saya”.
Lalu si kakek itu meremas-remas selembar uang seratus ribuan yang masih baru itu menjadi gumpalan di tangannya dan uang itu pun menjadi tidak karuan bentuknya. Lalu si kakek bertanya lagi pada semua, “siapa yang masih mau uang ini??”. Dan masih saja banyak yang berteriak “saya,saya,saya”.
Sekarang si kekek menginjak-injak uang seratus ribuan yang sudah tidak karuan itu dengan sepatunya yang kotor dan basah karena air hujan yang turun beberapa saat yang lalu. Dan sekarang uang seratus ribuan itu semakin tidak karuan bentuknya. Dan si kakek bertanya kembali pada semua orang yang mendengarkan pidatonya “siapa yang masih mau uang ini??” dan selalu masih banyak saja yang mengangkat tangannya dan berkata “saya masih mau,saya masih mau”.
Lalu si kekek berkata “sebenarnya kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian tadi, kita masih menginginkan uang itu walaupun uang tersebut sudah kumal,sedikit basah, dan kotor, uang itu tidak berkurang nilainya tetap seratus ribu rupiah begitupun kita walupun kita pernah menderita, jatuh, tertimpa masalah tetapi kita tidak kehilangan nilai kita. Kita masih akan tetap berharga.

HARAPAN


Dalam kegelapan malam terdapat empat buah lilin yang menyala terang. Dalam kesunyian terdengarlah percakapan mereka. Lalu salah satu dari lilin itu berkata “aku adalah damai” namun sekarang manusia menjauhi aku. Mereka sibuk dengan permasalahan yang ada dan semakin menjauhi aku. Lebih baik aku pergi dari dunia ini. Lalu perlahan lilin itu pun padam.
Lalu lilin kedua berkata ”aku adaLah iman”. Namun sekarang manusia tidak membutuhkanku lagi mereka melupakan aku, dimata mereka aku tidak ada. Lebih baik aku juga menghilang dari dunia ini. Dan perlahan lilin kedua itu pun padam dengan perlahan karena tertiup angin malam itu.
Setelah kedua lilin itu padam, lilin ketiga juga mengeluh dan berkata “aku adalah cinta” namun sekarang manusia mempermainkan aku,sekarang lebih banyak permusuhan di dunia ini dan perlahan manusia menganggap aku hanya kebohongan yang hanya diucapkan lisan. Untuk apa aku berada di dunia ini jika hanya untuk mempermainkan aku.
Setelah ketiga lilin itu padam suasana malam itu semakin gelap. Dan datanglah seorang kakek yang buta dan cucunya yang masih kecil. Karena sang cucu masih kecil dan ketakutan karena kegelapan malam itu lalu dia menangis dan si kakek hanya bisa memeluknya karena dia tidak bisa melihat. Lalu terdengarlah suara lilin keempat yang berkata” mengapa engkau menangis??sekarang masih ada aku. Aku masih bisa menerangi kalian aku adalah “Harapan”. aku akan selalu ada dan takan pernah padam. Lalu si lilin keempat berkata lagi “mengapa kalian tidak menggunakan aku untuk menghidupkan lilin-lilin yang lain. Lalu si anak dengan senangnya mengambil lilin keempat itu dan dipergunakannya lilin keempat itu untuk menghidupkan lilin-lilin lain yang sudah padam.
Dalam kehidupan ini kita masih memiliki harapan-harapan yang panjang. Meskipun kita telah kehilangan damai, iman, dan cinta di hati kita tetapi kita masih memiliki harapan yang tidak akan pernah hilang karena harapan akan selalu ada untuk kita, dan dengan harapan itu kita pasti bisa menghidupkan apa yang telah hilang dari hidup kita.